Kamis, 14 Februari 2013

Serpihan Hati #1: Opening


Pada suatu hari, dipagi hari. Muh. Doni Prasetya, dia sedang dalam perjalanan ke sekolahnya, umurnya sudah 16 tahun. Dia hanyalah seorang lelaki biasa dan tidak suka menarik banyak perhatian. Dia sudah cukup lama jomblo, dia ingin tetap jomblo sampai dia selesai kuliah. Dia tidak ingin pacaran, karena masa lalunya. Dia memang seperti orang yang biasa-biasa saja. Tapi, sebenarnya dia menyimpan luka yang sangat dalam dihatinya.

Kembali ke masa-masa Doni kelas 1 SMP. Tidak ada temanya yang satu sekolah dengannya, mau tidak mau, dia harus bergaul dengan orang lain. Doni ini anaknya memang pendiam, jadi bakalan susah untuk memiliki teman. Dihari pertama masuk sekolah, ketika dia telah tiba dikelas. Semua murid yang tak dia kenal menatapnya dengan tajam. Dikarenakan bangku-bangku didepan telah diisi, terpaksa dia duduk dibelakang. Dia duduk sebangku dengan cewek yang kebetulan juga pendiam. "Bolehkah aku duduk disini?" Tanya Doni sebelum duduk disamping cewek tersebut, cewek itu cuma menganggukan kepalanya. Dan Doni pun duduk disampingnya.

Dijam pelajaran pertama, Doni tidak memperdulikan pembicaraan guru. Karena guru itu cuma menjelaskan kehidupanya, hari pertama memang tidak diharuskan untu belajar. Karena bosan, Doni pun mengajak bicara cewek itu, "Hm, lo namanya siapa ya? Kita kan satu bangku, masa gak kenalan. Gue Doni, Muh. Doni Prasetya" dengan formalnya, dia berbicara kearah cewek itu. "Gue Santi" Dia menjawab dengan malu-malu. "Salam kenal Santi, santai aja deh dengan gue, gue orangnya gak gigit kok" Santi tersenyum setelah mendengar perkataan Doni.

Saat-saat disekolah telah terlewati, Doni pun pulang kerumahnya sendiri. Setibanya Doni dirumah, tanpa basa-basi, Doni langsung menuju ke kamarnya dan menulis surat cinta buat gebetannya. Gebetan Doni ini anaknya sedikit pemalu, tapi dia orangnya ceria dan mudah bergaul, namanya Lika Kalista Putri, biasa Doni panggil Lisa, tapi teman-teman Lisa sering memanggilnya Lika. Surat selesai, dan tinggal dikirim. Doni tidak ingin mengirimnya langsung, jadi dia menunggu saat yang tepat untuk mengirimkanya.

Beberapa bulan telah berlalu, Doni telah memiliki banyak teman. Ketika Doni dalam perjalanan pulang, dia kebetulan lewat rumah Lisa. Doni telah mempersiapkan saat-saat seperti ini. Dia pergi kearah rumah Lisa, menaruh surat cinta itu didepan pintu rumah Lisa, dan mengetuk pintunya. Dengan gesit, Doni pun lari sejauh-jauhnya dari rumah Lisa. Doni pun pulang dengan perasaan penasaran.

Beberapa hari kemudian, Doni tetap gelisah, kapan suratnya akan dibalas. Ketika dia mau jalan-jalan untuk menghirup udara segar, dia melihat selembar kertas tergeletak didepan pintu rumahnya. Dia sangat terkejut, itu adalah balasan dari Lisa. Di surat tersebut, Lisa agak ragu, jadi dia memberi nomor teleponya kepada Doni untuk mengetahui satu sama lain dengan lebih dekatnya. Doni pun sangat senang saat dia mendapat nomor teleponya Lisa. Doni sangat bahagia, dia sangat senang. Dia tidak tau kalau hal itu adalah pembukaan dari segalanya.

BERSAMBUNG TO . . . "SERPIHAN HATI #2: LISA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar