Selasa, 19 Februari 2013

Selasa. Hari Yang Simpel Serasa Lagi Holiday dan Penuh Perdebatan

Selasa, Simpel? Karena singkat, tapi serasa seru dan ramai. Penuh perdebatan, karena disekolah siang tadi, gue dengan guru bahasa inggris gue kebanyakan berdebat.
19 - Feb - 2013

Hari Selasa ini kelas kami akan menjalankan sebuah ujian praktek. Kalau kami tak lulus ujian praktek, kami tak bisa mengikuti ujian nasional.

Ujian Prakteknya sih simpel. Membuat Drama dan Memerankannya. Kami awalnya tegang dan berharap semuanya berjalan lancar. Tapi, temen gue, Wisnu, dia tidak membawa kostumnya. Mau gak mau dia harus pulang dan mengambil kostumnya, gue pikir kami akan didiskualifikasi, karena kami dapat urutan ke-2. Gue sih ikut Wisnu, untuk mengambil bajunya. kira-kira 20 menit lebih lah baru kami kembali ke sekolah. Ketika mendengar kata temen gue "Ini sudah urutan ke-4", gue sempat kaget, gue pikir kami di diskualifikasi, ternyata tidak. Setelah urutan ke-4, kami pun tampil. Kami tampil semaksimal mungkin, dan itu sudah cukup memuaskan. Dialog yang kami ambil adalah Malam Minggu Miko - Hipnotis Vania.

Gue sebagai Miko. Temen gue yang bernama Wisnu sebagai Rian. Aldo sebagai Anca. Regi, salah satunya cewek dikelompok kami sebagai Vania. Rifa sebagai pelayan. Reza, dia yang peranya paling keren dan sangat cocok, dia sebagai D-Waw(Dani). Dan Farhan sebagai penghipnotis.

Semua drama sudah selesai, kalau gak salah ada 2 kelompok yang belum maju. Kelompok urutan 5 dan 6. Ujian Prakteknya akan disambung nanti, pada hari sabtu. Kelas kami masih dalam keadaan ramai, karena masih ada waktu, kami pun berfoto-foto. Banyak sekali foto-foto yang kami ambil.

Setelah B. Indo, adalah IPS. disaat itu gak terlalu seru, jadi gue SKIP saja lah.

Bahasa Inggris. Sebelum dimulainya pelajaran, banyak yang protes dengan nilai ujian praktek mereka, yaitu Presentasi. Gurunya bilang ada yang gagal saat presentasi, yang gue ingat kalau gak salah, Aldo, Bunga, dan 2 orang lagi gue gak ingat siapa. Gue gak percaya, Aldo dan Bunga gagal, mereka melakukan presentasinya dengan baik, mereka menjelaskannya dengan baik. Semua hal-hal penting tercantum lengkap di presentasi mereka. Tapi kenapa mereka dapat nilai 74? Idin menyuruhku untuk membantu Bunga dan menanyakan semua hal ke guru B. Ing kami itu. Gue berbicara dengan guru kami, dan menanyakan semua hal, kenapa Bunga gak lolos di ujian praktek? Kenapa Nilainya 74? Padahal kalau gue perhatikan di presentasi Bunga itu lebih lengkap daripada punya gue. Header, Tanggal terbit, Favorite Artikel, Harga, semuanya ada. Tapi gue? Dipresentasi gue cuma ada Biodata orang yang diberitakan, 2 video, dan harga. Kenapa gue bisa dapat 80, dengan hasil presentasi yang kurang lengkap. Sedangkan Bunga yang presentasinya lengkap, dia cuma dapat 74? Gue mengatakan semua keunggulan presentasi milik Bunga, dan tatacara bicaranya yang cukup bagus dalam penjelasan presentasinya.

Kayaknya hanya gue yang tau nilai-nilai kami, karena gue menyelinap diam-diam keruang Pak Padri (Guru B. Ing kami) untuk melihat nilai Aldo, Bunga, dan yang tidak lolos lainya. Setelah gue perhatikan, gue keluar dari ruangnya dan bertanya "Pak, berapa nilai KKM Ujian Praktel kemarin?" Dia bilang 70. Gue belum sempat bicara dia langsung memotong pembicaraan gue. "Tapi karena nilai praktek sangat dibutuhkan, ya nilai KKM mau gak mau harus naik jadi 75", "Tapi pak, Bunga nilainya 74, harusnya lolos pak kalau KKM lamanya 70. Kalau KKMnya naik jadi 75, seharusnya nilainya naik jadi 79 pak" Gue tanpa pikir panjang langsung asal bicara saja. "Bapak mengambil nilainya setelah KKM yang telah dinaikan, kalau bapak mengikuti kata-katamu, nilai kalian yang presentasi akan jauh lebih tinggi dari mereka yang membeli buku". Gue baru mau membalas perkataanya, dia langsung melanjutkan perkataanya. "Nas, yang lain biasa saja, kok kamu perhatian banget sama Bunga." Gue gak tau mau ngomong apa, tiba-tiba gue langsung menjawab dengan jawaban yang tak masuk akal "Ya karena gak adil pak, masa nilainya 74, sedangkan KKMnya 75. Naikan 1 angka saja gak bisa kah pak?" Perdebatan kami selesai dengan hasil yang tak memuaskan. Setelah itu bapak pun menjelaskan tugas yang dia berikan ke kami lagi.

Tak lama, gue kembali menanyakan, "Pak, kenapa yang gak lolos harus bayar pak?", "lah jelas? Untuk menambah nilai lah." kata bapak dengan santai. "Memangnya bayarnya berapa pak?", "10 Ribu, itu sudah menambahkan 5 nilai", "Pak, mereka semua sudah bayarkah? Kalau sudah kok nilainya Bunga masih 74? Atau Bunga belum bayar?", "Nilai yang didaftar nilai bapak itu belum bapak ubah. Lagian kenapa kamu perhatian banget denganya?" "Karena saya temanya pak". Pak Padri bediri, dan menyebutkan nama Bunga, "Bunga? Dimana yang namanya Bunga?" Bunga mengangkat tanganya, dan langsung dihampiri bapak. Gue takut, kalau Pak Padri, akan memarahi Bunga. Gue gak tau apa yang mereka bicarakan karena gue lagi ada didepan, menjadi asisten Wisnu.

Setelah itu, Bapak kembali kedepan, dan tidak terlihat sedang marah atau semacamnya. Gue gak berani menanyakan apa-apa lagi. Gue takut kalau bapak akan benar-benar marah.

B. Ing selesai, gue masih kepikiran, apa yang dibahas bapak saat menghapiri Bunga. Tapi pikiran itupun mulai hilang ketika kami mau membuat video Harlem Shake yang sekarang telah selesai gue edit. Hasilnya cukup memuaskan. Tidak hanya anggota SASEFTA(9F) yang melakukan Harlem Shake Dance, tapi juga ada bantuan dari tetangga sebelah, yaitu kelas 9G. Gue gak bisa berhenti menonton hasilnya. Dan gue gak sabar untuk menunjukannya kepada temen-temen gue yang melakukan Harlem Shake.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar