Pada suatu hari, Di sekolah SMPN 1
Tenggarong. Lily Dewi Saputri atau biasa dipanggil Lily, yang dulunya kelas 8
SMP sekarang sudah naik kelas ke kelas 9 SMP.Dikelas 9 ini dia tidak terlalu mengenal
orang-orang yang ada dikelasnya. Lily adalah anak yatim piatu, Ibunya meninggal
saatmelahirkan Lily, dan ayahnya meninggal saat Lily masih kelas 3 SD karena setres
dipecat dari pekerjaanya. Lily sekarang tinggal bersama Bibinya. Walaupun hidupnya
berat, tapi Lily masih bisa tersenyum dan tertawa.
“Lily…”Suara teriakan seorang anak laki-laki yang sangat familiar
itu terdengar dari arah luar kelas. Lily pun menghampirinya danberkata “Iya?
Ada apa Dani?”, M. Dani Sarjana atau biasa dipanggil Dani adalah seorang anak laki-laki
yang sudah Lily kenal semenjak SD kelas 5. Dani adalah orang yang baik dan sangat
beruntung karena memiliki orang tua yang kaya raya.Tapi meskipun Dani kaya, dia
sangat jarang bisa berbicara bersama orang tuanya karena mereka sangat sibuk. “Pulang
sekolah ini kau sibuk gak?” Ucap Dani. “Enggak kok… Memangnya ada apa Dan?”
balas Lily. “Oh.. Kau bisa tunggu didepan kelasmu dulu gak sepulang sekolah ini?
Ada yang ingin aku bicarakan” Dani menanyakan. “Bicarakan apa? Kenapa gak sekarang
saja?” Lily mulai penasaran. “Pribadi Li” Dani berbisik-bisik.
TENG!!! TENG!!! TENG!!! TENG!!!
|
Bel pun berbunyi.“Lily
sudah dulu ya. Bel sudah bunyi tuh. Aku masuk kelas dulu jangan lupa pulang seoklah
nanti Li.”Dani pun pergi kekelasnya. “Bikin penasaran saja Dani ini” Bisik Lily
dalam hati. Lily pun masuk kedalam kelas. Didalam kelas, ternyata Ahmad Putera Angkasa
atau biasa dipanggil Putra mendengarkan apa yang Dani dan Lily bicarakan. Putra
adalah sahabat Lily semenjak kecil, mereka berteman mulai TK. Putra adalah anak
yang nakal, jahil, dan asik. Didalam hati Putra, sebenarnya Putra menyukai
Lily. Putra menganggap Dani adalah Rivalnya. Putra tau bahwa Dani juga menyukai
Lily, Putra berpikir pulang sekolah ini Dani akan segera menyampaikan isi hatinya
ke Lily. Karena tidak mau Lily menjadi pacarDani, Putra sudah menyusun rencana untuk
mendahului Dani.Putra dan Dani memang dulunya teman, tapi sekarang mereka adalah
Rival.
Sepulang
sekolah, Dani dengan cepat pergi kekelas Lily secepat mungkin. Sesampainya Dani
disana, dia melihat Putra sedang asik berbicara dengan Lily. Didalam hati Dani
memang kesal, tapi dia tidak mau melakukan kekerasan didepan Lily. “Hai Lily..”
Sambut Dani. “Hai Dani” Balas Lily. “Hai” Lanjut Putra. Putra pun melanjutkan
ceritanya bersama Lily, dan Dani cuma ikut mendengarkan.
Karena bosan
mendengarkan, Dani pun berusaha mengalihkan pembicaraan. “Oh iya… Lily, tadikan
aku ingin bicara sesuatu denganmu.” Ucap Dani hanya untuk mengalihkan
pembicaraan dan sekaligus mengarahkan kerencana B. “Iya ya… Kamu mau bicara apa
Dan?” Lily penasaran. “Ehem.. Putra, pembicaraan pribadi. Bisa kau pergi
sebentar?” Dani berusaha mengusir Putra. “Oh.. Pribadi. Baiklah, tapi aku mau
bicara dulu dengan Lily. Sebentar saja kok” Putra mengarahkan pembicaraan
kerencananya. “Silahkan” Dengan muka bersahabat, Dani membiarkan Putra berbicara
dengan Lily. “Lily.. Aku tau kita sudah bersahabat cukup lama. Tapi, aku tak
pernah bisa memberitahukanmu sesuatu. Yaitu, Aku menyukaimu maukah kau menjadi
pacarku” Dengan meraba tangan Lily, Putra menyelesaikan rencananya. Dengan
keadaan “SHOCK”, Dani tak mau cinta Putra diterima. Tak memiliki rencana apapun
lagi, Dani pun dengan perasaan hati yang bercampur-campur dari Shock, Kesal,
Sedih, dan takut. Dani pun langsung saja berbicara tanpa memikirkan apapun.
“Lily,, dengarkan aku. Aku juga mencintaimu, Aku sudah berencana akan
menembakmu saat ini juga. Tapi, semuanya sangat berbeda dari rencanaku. Maukah
kau jadi pacarku. Aku bisa membelikan apapun yang kau mau Li”. Dengan perasaan
kesal, Putra pun membentak perkataan Dani “Hei!! Cinta tak pandang harta!! Gak
perlu pamer kenapa?!! Lily jangan dengarkan kata-kata Dani!! Aku memang tak
kaya. Tapi aku tulus mencintaimu”. Lily tak bisa berbicara lagi, Lily sama
sekali tak menyangka bahwa semua akan terjadi seperti ini. Tanpa pikir panjang
pun Lily berkata “Hm… Maaf Dan,, Put,, Aku tak memiliki perasaan cinta dengan
kalian berdua. Aku menyukai kalian, sebagai teman-temanku saja, lebih tepatnya
SAHABATku. Lagian sahabatkan lebih penting dari pada pacar. Aku tak ingin
membuat kalian berdua berkelahi karena aku, mungkin kalau aku pergi dari
kehidupan kalian berdua, kalian bisa mencari yang lebih dariku. Aku yakin kok.”
Lily tersenyum kepada mereka berdua, dan pergi meninggalkan sekolah. Dani dan
Putra merasa seperti orang idiot. Tapi mereka mulai berpikir. Sahabat memang
lebih penting dari pada Cinta.
CINTA HANYA AKAN MEMBAWA KESEDIHAN
TAPI
SAHABAT MEMBAWA KECERIAAN
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar